Woolim, Android "Aneh" Banget dari Korea Utara
Penampilannya tak berbeda dari kebanyakan tablet lain, dengan layar besar berukuran 10 inci yang mendominasi bagian muka dan antarmuka grafis.
Tapi fitur-fiturnya sungguh jauh berbeda dari perangkat sejenis.
Itulah "Woolim", tablet yang beredar di Negeri Komunis Korea Utara.
Keberadaan tablet tersebut diungkapkan oleh tim peneliti yang ikut serta di Chaos Communication Congress di Hamburg, Jerman, awal pekan ini.
Woolim sebenarnya dibikin oleh pabrikan asal China.
Namun, pemerintah Korut memodifikasinya sedemikian rupa sehingga praktis tidak bisa dipakai untuk melakukan apapun kecuali mengonsumsi media atau membuka file yang sudah "lulus sensor".
Pengguna tak bisa memasukkan file lalu membukanya dari tablet berbasis Android ini.
"Hal tersebut berlaku untuk semua jenis file. Bahkan file HTML dan teks," ujar anggota tim peneliti, Florian Grunow, seperti dirangkum KompasTekno dari Motherboard, Senin (2/1/2017).
Dia menjelaskan, tiap kali pengguna membuka file, tablet akan memeriksa tanda kriptografis dari file yang bersangkutan.
Hanya ada dua jenis file yang bisa dibuka, yakni file yang dibuat sendiri oleh tablet (misalnya foto) dan file yang sudah mendapat tanda persetujuan dari pemerintah melalui cryptographic signature tadi.
Bukan cuma "terkunci", Woolim juga melacak segala hal yang dilakukan pengguna.
Tiap kali sebuah aplikasi dibuka, tablet akan mengambil screenshot secara otomatis.
Screenshot itu tidak bisa dihapus.
Woolim
Sementara, sejumlah fitur hardware seperti Wi-Fi dan Bluetooth sengaja dimatikan supaya tidak bisa dipakai.
Woolim sekaligus menjadi sarana propaganda buat pemerintah Korut.
Penggunanya dijejali aneka pesan pemerintah, baik lewat bahan-bahan bacaan yang tertanam di dalamnya, ataupun tayangan TV dan internet pemerintah Korut yang bisa diakses lewat tablet.
Korut sendiri diketahui mengedarkan beberapa model tablet di dalam negeri.
Woolim merupakan contoh terbaru yang diestimasi mulai beredar pada 2015.
Harganya diperkirakan cukup mahal, di atas banderol 160-200 Euro (Rp 2,3 juta-Rp 2,9 juta) yang dipatok pabrikan pembuatnya di China.
"Target audience tablet ini adalah golongan orang berduit, bukan mereka yang berasal dari kelas pekerja," kata Grunow.
Sebenarnya, Korea Utara Punya Internet atau Tidak?
Korea Utara dikenal sebagai negara yang sangat tertutup. Bahkan, mereka sangat takut warganya bisa mengakses internet dan terhubung ke dunia luar.
Di zaman yang serba digital ini, hal tersebut memicu pertanyaan, seperti apa sebenarnya koneksi internet di Korea Utara?
Di Korea Utara memang ada koneksi internet.
Namun, koneksi internet global hanya bisa diakses orang-orang tertentu. Aksesnya pun kebanyakan untuk tujuan pemerintahan.
Sementara itu, untuk akses internet warganya, Korea Utara menyediakan "Kwangmyong".
Istilah tersebut punya arti bintang yang bersinar terang dan dipakai untuk menyebut jaringan internet tertutup yang digunakan di sana.
Kwangmyong hanya bisa digunakan untuk mengakses situs-situs tertentu yang sudah dipilih, disalin, serta disensor dengan ketat oleh pemerintah.
Selain batasan akses ini, pemerintah juga mengatur ketat soal kepemilikan komputer.
Hanya orang-orang yang telah diberi izin saja yang bisa menggunakan komputer untuk mengakses Kwangmyong.
Komputer itu pun didaftarkan di kepolisian, layaknya kepemilikan senjata api.
Sehari-harinya, jaringan Kwangmyong bisa diakses melalui sejumlah komputer di laboratorium komputer Pemerintah Korea Utara, kantor-kantor, universitas, dan kafe internet di kota besar.
Namun, di Korea Utara, ada larangan bepergian meski masih di dalam wilayah negara sendiri. Hal ini membuat kebanyakan masyarakat tidak pernah melihat Pyongyang atau sekadar mengunjungi kafe internet di sana.
Akses internet global
Selain Kwangmyong, Korea Utara juga bisa mengakses internet global. Akses terhadap internet global ini hanya dimiliki oleh sekelompok elite di sana, yang kebanyakan merupakan pejabat tinggi pemerintah. Jumlahnya pun sekitar ribuan saja.
Dari total 25 juta penduduk yang ada, Korea Utara cuma memiliki 1.024 alamat IP. Bandingkan dengan Amerika Serikat (AS) yang punya miliaran alamat IP untuk penduduk sekitar 316 juta orang.
Negeri Ginseng itu mengakses internet global melalui Unicom, sebuah perusahaan telekomunikasi yang dioperasikan China.
Akses tersebut dihubungkan melalui satu jalur dari China, menembus pegunungan di bagian utara Korea Utara dan sampai ke Pyongyang.
Korea Utara juga punya departemen-departemen yang sangat bergantung pada koneksi internet global ini. Misalnya, para penyebar propaganda, spesialis media, peretas, serta peneliti teknokrat.
Mereka adalah sebuah contoh kelompok elite yang memperoleh akses ke internet global.
Bahkan, negara pun memberikan gaji tingkat tinggi, perumahan modern, dan fasilitas-fasilitas lain demi menjaga agar orang-orang tersebut tidak berkhianat.
Monday, January 2, 2017
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
boleh juga tuh androidnya, thanks infonya gan
ReplyDeleteSangat detail sekali sampai - sampai hal seperti android saja tidak bisa ngedit html
ReplyDeletebut nice share min