Redmi Meledak, Xiaomi Sogok Korbannya untuk Bungkam
Xiaomi Redmi 3 Prime
Kasus smartphone meledak adalah tantangan terbesar pabrikan smartphone. Tidak hanya Samsung dan Apple, Xiaomi juga mengalami hal serupa terkait terbakarnya smartphone Xiaomi Redmi.
Seorang pengguna Xiaomi Redmi di Tiongkok melaporkan smartphone-nya yang tiba-tiba meledak ketika baterainya sedang diisi ulang pada 21 Desember 2016.
Xiaomi pun menawarkan ganti rugi dengan mengembalikan uang pembelian korban dan tambahan uang tunai senilai 600 yuan atau sekitar Rp1,1 jutaan.
Syaratnya, korban yang smartphone-nya meledak harus menandatangani kesepakatan tersebut atau confidentiality agreement untuk merahasiakan insiden tersebut. Xiaomi pun tidak mau memberi kompensasi sama sekali jika si-korban tidak mau menandatangani confidentiality agreement.
Akhirnya, korban pun menandatanganinya kesepakatan itu dengan konsekuensi ia tidak boleh melapor ke media massa atau curhat ke media sosial seperti dilansir Gizmochina.
Menurut pengacara si korban, klausul untuk menutup mulut dari media atau jejaring sosial adalah tidak sah. Jadi tidak masalah bagi kliennya bila ingin mengungkapkan peristiwa terbakarnya ponsel Xiaomi.
Sang korban pun akhirnya membongkarnya hingga sampai ke telinga media massa dan kini diberitakan.
Penyebab Meledak
Smartphone Redmi yang meledak itu merupakan hadiah ulang tahun dari seorang ibu untuk anak perempuannya pada 1 Maret 2016.
Setelah dicabut, smartphonenya masih terasa panas dan secara tiba-tiba terbakar. Korban itu mengklaim telah menggunakan charger dan kabel data bawaan Xiaomi.
Korban pun menghubungi customer service Xiaomi. Hingga kini Xiaomi belum berkomentar soal kasus ledakan yang mulai ramai dibicarakan netizen.
Kasus smartphone meledak adalah tantangan terbesar pabrikan smartphone. Tidak hanya Samsung dan Apple, Xiaomi juga mengalami hal serupa terkait terbakarnya smartphone Xiaomi Redmi.
Seorang pengguna Xiaomi Redmi di Tiongkok melaporkan smartphone-nya yang tiba-tiba meledak ketika baterainya sedang diisi ulang pada 21 Desember 2016.
Xiaomi pun menawarkan ganti rugi dengan mengembalikan uang pembelian korban dan tambahan uang tunai senilai 600 yuan atau sekitar Rp1,1 jutaan.
Syaratnya, korban yang smartphone-nya meledak harus menandatangani kesepakatan tersebut atau confidentiality agreement untuk merahasiakan insiden tersebut. Xiaomi pun tidak mau memberi kompensasi sama sekali jika si-korban tidak mau menandatangani confidentiality agreement.
Akhirnya, korban pun menandatanganinya kesepakatan itu dengan konsekuensi ia tidak boleh melapor ke media massa atau curhat ke media sosial seperti dilansir Gizmochina.
Menurut pengacara si korban, klausul untuk menutup mulut dari media atau jejaring sosial adalah tidak sah. Jadi tidak masalah bagi kliennya bila ingin mengungkapkan peristiwa terbakarnya ponsel Xiaomi.
Sang korban pun akhirnya membongkarnya hingga sampai ke telinga media massa dan kini diberitakan.
Penyebab Meledak
Smartphone Redmi yang meledak itu merupakan hadiah ulang tahun dari seorang ibu untuk anak perempuannya pada 1 Maret 2016.
Setelah dicabut, smartphonenya masih terasa panas dan secara tiba-tiba terbakar. Korban itu mengklaim telah menggunakan charger dan kabel data bawaan Xiaomi.
Korban pun menghubungi customer service Xiaomi. Hingga kini Xiaomi belum berkomentar soal kasus ledakan yang mulai ramai dibicarakan netizen.
0 komentar:
Post a Comment